Mengadili film pengadilan

Written in

by

image

Apa unsur utama courtroom drama yang bagus? Tentu jawaban standar adalah dialog yang bagus. Saya berpandangan agak berbeda. Percakapan adalah salah satu unsurnya, tetapi ada dua hal penting lain: misce-en-scene dan akting.

Sebagaimana diperlihatkan oleh Otto Preminger dan Sydney Lumet, drama pengadilan ditentukan oleh konstruksi dramatis yang berhasil dibentuk oleh sutradara di atas layar. Blocking pemain, framing, gesture dan segala unsur yang membangun adegan adalah kunci yang paling kuat untuk membuat percakapan tak cuma meyakinkan, tapi juga punya makna penting secara dramatis maupun dipandang sebagai representasi problem budaya.

Gett, Trial of Vivienne Amsalem ini adalah salah satu contoh terbaik keberhasilan pembangunan misce-en-scene itu. Setting panggung film ini mungkin yang paling membosankan yang pernah terbayangkan. Ruangan serba putih dengan furniture hitam dan berbagai benda sehari2 yang amat rutin dan mundane. Namun perhatikan soal-soal seperti proses in-frame tokoh, gesture dan kamera untuk mengesankan perkembangan jalan cerita dan sebagainya. Maka sesudah A Separation: Story of Nader and Simin yang menghasilkan Piala Oscar pertama untuk Iran itu, film ini adalah kebangkitan kembali drama pengadilan sebagai kisah dalam bentuk sinematis yang bersandar sepenuhnya pada misce-en-scene. Mirip dengan 12 Angry Men yang monumental itu.

Unsur kedua yang penting adalah akting yang menurut saya tak mungkin ditambal dengan unsur lain. Artinya, cacat akting dalam film seperti ini tak bisa diakali di meja penyuntingan atau ditambal dengan reaction shot begitu saja. Segala aksentuasi dan bangunan plot bersandar pada perubahan emosi yang ditampilkan para pemain. Plot akan tak jalan apabila akting tak memberi informasi mengenai apa yang sesungguhnya terjadi pada para tokoh di dalam film.

Maka akting yang meyakinkan adalah hal paling dasar yang harus ada dalam drama pengadilan.

Namun ada soal lain dalam akting yang melampaui kebutuhan teknis penceritaan seperti itu, yaitu fungsi karakter sebagai wakil dari kelas ekonomi, sosial dan budaya yang ditampilkan. Gett, seperti halnya A Separation, menampilkan makna institusi perkawinan bagi kelas menengah terdidik dalam situasi masyarakat konservatif. Mereka adalah pasangan Yahudi Eropa yang berbicara bahasa Prancis sehari2 dan cukup liberal serta terdidik. Bagai penggunaan bahasa Prancis di pembukaan novel War and Peace karya Leo Tolstoy, bahasa jadi penanda bagi snobbery dan kelas sosial, sebuah upaya penarikan jarak dari masyarakat mereka sendiri, bahkan dalam film ini, dari sistem hukum yang mengikat mereka.

Akhirnya tema usang tarik menarik kebebasan perempuan dalam masyarakat konservatif berdasar agama mendapat revitalisasi yang mengejutkan di sini, dalam arti yang amat positif. Satu hal yang agak disayangkan adalah fakta bahwa film ini beredar sesudah A Separation, maka mau tak mau pasti akan diacu ke situ. Padahal dengan plot tunggal yang lempang tanpa komplikasi sub plot dan tanpa sama sekali gambar di luar pengadilan, film ini jauh lebih sulit dalam mengikat hati dan perhatian penonton.

Dan sejauh ini ia berhasil mengikat saya, terpaku tak terhenti mengikutinya.

Viva misce-en-scene!

Tags

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: